Adiwiyata bukan nama orang. Tetapi nama sebuah prnghargaan untuk sekolah terbersih dan terindah. Kata guruku, ini menjadi rebutan bagi setiap sekolah. setiap sekolah berlomba-lomba menunjukkan kebersihan sekolahnya. Rupanya penghargaan Adiwiyata adalah penghargaan bergengsi.
Setiap ada penilaian Adiwiyata, pasti sekolah menjadi sibuk dibuatnya. mengapa tidak? mungkin hampir setiap hari sekolah mengerahkan semua siswa maupun guru untuk kerja bakti dan bersih-bersih. Dari membuang sampah, mengumpulkan sampah daur ulang untuk kerajinan limbah, membuat pupuk kompos dan sampai kepada penghijauan.
Kegiatan itu bahkan kadang mengorbankan jam belajar siswa. Ini membuat waktu belajar siswa menjadi tersita dikarenakan kegiatan kerja bakti menyita jam pelajaran yang sudah dijadwalkan oleh sekolah dan tidak cukupnya waktu dua kali jam istirahat melakukan kegiatan tersebut.
Ketika ada informasi bahwa tim penilai akan datang baik dari tingkat Kabupaten maupun Propinsi. Sekolah tersebut sudah cukup bersih dan siap dinilai. Tetapi yang dinanti-nati tidak kunjung datang. Ada rasa kecewa juga, karena kegiatan kerja bakti secara massal terus berlangsung lagi sambil menanti datangnya si Adiwiyata.
Sebenarnya kebersihan sekolah dan lingkungannya harus didasari dari kesadaran unsur-unsur yang ada didalamnya baik itu siswa, guru, pegawai dan masyarakat dilingkungan sekitar sekolah. Kita harus menyadari bahwa sekolah merupakan rumah kedua bagi mereka terutama siswa. Jadi wajib bagi mereka untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekolahnya.
Written by : Ivan Assidiqi (VIII D)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar