Jumat, 23 Mei 2014

Tidak Tergiur Dengan Hal-hal Yang Menyita Jam Sekolah



Akhir-akhir ini saya sering memperhatikan kebiasaan siswa/I SMP nongkrong/duduk di pantai selepas pulang sekolah dan masih berseragam sekolah. Saya berfikir apakah mereka tidak merasakan kegelisahan orang tuanya menunggu dirumah karena menanti anaknya pulang sekolah.

Hanya untuk mencari kesenangan sesaat, mereka tega membohongi orang tuanya dengan mengatakan adanya pelajaran tambahan sampai sore. Saya bisa katakan ini karena saya berteman dengan salah satu dari mereka yang melakukan kebiasaan tersebut dan curhat pada saya. Saya ketakan karena itu dilakukan hampir setiap hari.

Memang berawal dari saling ajak antar teman untuk iseng katanya. Tetapi tidak tahu kenapa menjadi keterusan ataupun kebiasaan dan semakin banyak yang berminat. Pasalnya hal itu mereka lakukan hanya untuk membicarakan hal-hal yang saya anggap kurang penting. Paling tidak bersenda gurau, foto selfie yang kemudian diupload di media sosial. 

Sungguh sangat disayangkan atas apa yang mereka lakukan dengan bertindak semaunya sendiri tanpa restu orang tua. Bahkan sering membolos sekolah. Pada akhirnya mereka mengorbankan sekolah hanya untuk hanya untuk jadi artis. Aku memang sempat menasehati mereka untuk tidak lagi melakukan hal-hal yang menyita waktu sekolah. Untung saja saya tidak tergiur dengan cara hidup mereka. karena saya lebih mementingkan sekolah dari pada ikutan hal yang tidak jelas seperti itu.Semoga bagi yang membaca opini ini bsa mengambil hikmah dari apa yang saya paparkan diatas. Karena bagi saya pendidikan adalah nomor satu.

Written by : Ananda (VIII D)

Senin, 19 Mei 2014

Hardiknas 2014


Dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 mei 2014. SMP Negeri 3 Muntok melalui OSIS SMP Negeri 3 Muntok mengadakan berbagai macam perlombaan yang sifatnya mengarah pada makna pendidikan itu sendiri. Perlombaan yang diadakan berupa lomba pidato, microteaching, menulis artikel/opini, cerdas cermat dan lomba cipta puisi. 


Lomba Cipta Puisi

Pak Batubara sedang serius Mendengarkan Pidato salah satu siswa

Lomba Cerdas Cermat

Lomba Micro Teaching

Lomba Pidato

Pak Adito selaku juri lomba pidato

Final lomba cerdas cermat

Tim Juri Lomba cerdas cermat

Kegiatan yang dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 17 mei 2014 pukul 07.00 WIB diikuti oleh seluruh siswa/I kelas VII dan VIII.seluruh siswa/I yang mengikuti maupun yang tidak mengikuti perlombaan memakai pakaian batik sebagai symbol pakaian nasional Bangsa Indonesia. Sayangnya untuk kelas IX kurang antusias dalam kegiatan ini dikarenakan lebih fokus mengurus administrasi untuk mendaftarkan diri ke sekolah setingkat SMA/MA/SMK karena sudah melaksanakan Ujian Nasional. Dalam kegiatan hardiknas ini bertindak selaku dewan juri yaitu para guru SMP Negeri 3 Muntok itu sendiri. Pemenang setiap cabang perlombaan mendapatkan uang pembinaan yang bersumber dari dana BOS. Semoga kegiatan tahun depan lebih sukses dan berjalan lancar seperti tahun ini.















Jumat, 09 Mei 2014

Sekolah Di Jepang



  • Jepang dikenal sebagai negara maju dengan produk teknologinya merajai dunia. Kemajuaan negeri sakura ini tidak lepas dari sistem pendidikan yang diterapkannya, khususnya untuk jenjang Sekolah Dasar (SD). Meski termasuk negera maju dan terkenal ternyata Jepang mendidik anak-anak SD dengan cara tradisional dan sederhana.


  • Di mana anak akan sekolah ditentukan oleh pemerintah setempat. Prosesnya diawali dengan pendaftaran anak-anak yang kemudian dipilihkan sekolahnya berdasarkan tempat tinggalnya. Orang tua tidak diperbolehkan memilih sendiri sekolah untuk anaknya. Di Jepang tidak ada sekolah berlabel 'favorit', semua sekolah memiliki kualitas yang sama.
Berangkat sekolah bersama dengan model tas dan topi yang sama
  • Anak-anak SD dan SMP Jepang wajib jalan kaki dan dilarang membawa HP ke sekolah. Ketika SMA mereka baru boleh naik Jitensa (sepeda). Merek berjalan ke sekolah dalam kelompok yang sudah ditentukan. Dengan memakai topi kuning mereka harus bersama-sama dalam kelompoknya masing masing. Jika ada yang tidak masuk, ketua kelompok wajib melapor ke sekolah.

    Anak-anak tidak perlu seragam untuk ke sekolah kecuali jika pelajaran olah raga. Uniknya semua anak SD di Jepang memakai tas sekolah yang sama. Warnanya hitam atau biru bagi laki laki dan boleh warna-warni bagi perempuan. Tas ini sangat mahal, harganya sekitar Rp 3,5 juta tetapi bergaransi sampai 6 tahun. Jadi sekali dipakai, sampai nanti lulus SD.

Kegiatan memancing untuk belajar ilmu pengetahuan alam.
  • Jam belajar SD dimulai pukul 8 pagi dan berakhir jam 4 sore dengan materi pelajaran tidak banyak. Mata pelajaran di sekolah Jepang yaitu Matematika, Bahasa Jepang, Seni, Olahraga, dan Life Skill. Sampai kelas 2, anak hanya diajar perkalian, pembagian, penambahan dan pengurangan. Materi ini diajarkan terus berulang-ulang sampai mereka benar-benar faham.

    Pelajaran Bahasa Jepang mutlak diajarkan untuk seluruh anak. Untuk kelas 1 SD harus hafal dan bisa menulis 80 kanji. selanjutnya di kelas 2 harus hafal 150 kanji dan seterusnya. Untuk Olahraga juga sangat ditekankan. Sehingga pembibitan atlet olimpiade dimulai sejak dini.

    Anak diajak langsung ke alam untuk belajar IPA. Anak diajak ke kebun, diajak mancing ikan, dan dari kegiatan itulah ilmu pengetahuan dimasukkan. Saat liburan musim panas, semua anak diwajibkan membuat project berupa apapaun, bisa seni, percobaan atau yang lain. Di Jepang buku-buku panduan percobaan banyak ditemukan dan dijual dengan harga sangat murah.

    Itulah gambaran SD di Jepang yang SekolahDasar.Net kutip dari tulisan seorang pengguna Kaskus dengan username
    hardy2000 yang sudah 3 tahun terakhir belajar di Jepang. Anda juga dapat membaca Karakteristik Sistem Pendidikan Finlandia yang merupakan negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia.
  • SekolahDasar.Net | 4/10/2014 | #Anak Usia SD #Info Pendidikan