Minggu, 29 September 2013

Kemendikbud Tetap Melaksanakan Ujian Nasional


  • Pada tahun ajaran 2013/2014 ini Ujian Nasional (UN) akan tetap dilaksanakan. Hasil konvensi pendidikan selama dua hari 26-27 September menyepakati evaluasi akhir tahap belajar tersebut tetap dilaksanakan. Pelaksanaan UN yang kredibel dan reliabel menjadi tema pada konvensi yang digelar di Jakarta.

    Meskipun ada banyak pihak yang menolak bahkan membuat konvensi tandingan Kemendikbud memutuskan tetap mengelar UN. Komposisi untuk menentukan nilai akhir ini masih sama dengan penyelenggaraan UN pada tahun sebelumnya, 60:40 untuk nilai ujian sekolah dan ujian nasional.

    "Jika negara ini ingin maju harus ada ujian yang mengukur standar nasional itu sendiri, mengukur kompetensi peserta didik di akhir masa belajar di satuan pendidikan sehingga kami sepakat untuk tetap melaksanakan Ujian Nasional tahun depan," kata Wamendikbud, Musliar Kasim dikutip dari Antara (27/09/2013).

    Kasim mengatakan pada tahun-tahun ke depan, baik nilai ujian sekolah maupun nilai UN keduanya menentukan kelulusan peserta didik masing-masing dengan komposisi 100 persen. Untuk penggandaan soal disepakati akan diserahkan ke daerah tetapi masih akan dibahas apakah berbasis region atau provinsi.

    Jika mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, UN untuk jenjang SD dan sederajat (MI/SDLB) akan ditiadakan. PP No. 32/2013 secara tegas menghapus ketentuan Pasal 70 Ayat (1,2) pada PP No. 19/2005, yang di dalamnya menyebutkan mengenai materi Ujian Nasional tingkat SD dan sederajat.

    Pasal 72 Ayat (1a) pada PP No. 32/2013 dinyatakan peserta didik lulus setelah memenuhi ketentuan pada Ayat (1), yaitu; a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran; b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran; c. Lulus ujian sekolah/madrasah.

    Kelulusan peserta didik tingkat SD dan sederajat dari satuan pendidikan ditetapkan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan. Ketentuan pengecualian UN SD dan sederajat berlaku sejak tahun ajaran 2013/2014. Sebelumnya mata pelajaran yang diujikan pada UN SD dan sederajat adalah Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

    SekolahDasar.Net 27 September 2013 | #Berita #UN


Perjuangan Yang Tidak Sia-sia



                 






                Pelaksanaan kegiatan PHBN dalam rangka HUT RI ke 68 berupa lomba napak tilas perjalanan bung karno, gerak jalan, sepeda hias, lari 10 K dan Karnaval disambut antusias oleh siswa-siswi SMP Negeri 3 Muntok. Segala cara digunakan mulai dari penggunaan dana BOS yang sesuai dengan aturannya hingga mencari bantuan kepada pihak sponsor secara materil pun dilakukan. Tidak hanya itu, dari segi tenaga, pikiran dan moril pun dikerjakan oleh setiap insan di SMP Negeri 3 Muntok baik siswa, guru, tata usaha, dan orang tua siswa yang sudah mendukung dan melaksanakan kegiatan tersebut.


                Beberapa kegiatan diatas dilaksanakan dan diikuti oleh siswa siswi SMP Negeri 3 Muntok. Dan Alhamdulillah kita ucapkan kehadirat ALLAH SWT, siswa siswi SMP Negeri 3 muntok dapat memborong tiga piala sekaligus dalam lomba lari 10 K yang masing-masing mendapat juara I, II, dan III serta mendapatkan juara hiburan dalam lomba napak tilas perjalanan bung karno







. Tidak hanya itu, siswi SMP Negeri 3 Muntok juga mendapat juara II dalam kegiatan lomba PHBN HUT RI ke 68 tingkat SLTP. untuk lomba gerak jalan dan karnaval SMP Negeri 3 muntok dirasakan kurang beruntung untuk mendapatkan juara. Mungkin harus banyak belajar dari pengalaman dan bisa memperbaiki dalam upaya meraih juara tahun depan.


                Kami selaku OSIS SMP Negeri 3 Muntok mengucapkan banyak terimakasih kepada setiap insan yang sudah mendukung baik dari segi tenaga, pikiran, moril dan materil khususnya kepada seluruh siswa, guru, staf tata usaha, dan orang tua /wali siswa yang sudah berperan serta dalam mengikuti kegiatan tersebut. Semoga  pada tahun-tahun mendatang SMP Negeri 3 Muntok bisa meraih lebih banyak juara. Marilah kita bersama-sama mengisi perjuangan para pahlawan yang sudah mendahului kita dengan memperbaiki diri dan belajar lebih giat lagi dalam mengikuti kegiatan serupa di tahun berikutnya.




OSIS SMP Negeri 3 Muntok


               

Minggu, 22 September 2013

Etika Berlalu Lintas




Pada hari senin tanggal 23 September 2013, SMP Negeri 3 Muntok melaksanakan kegiatan Upacara Bendera seperti biasanya. Yang tak biasa pada hari tersebut yakni Pembina Upacara yang biasanya diisi oleh Guru tapi kali ini yang mengisi adalah Bapak Gamaludin dari Satlantas Polres Bangka Barat.
Dalam amanatnya selaku Pembina upacara, beliau menyampaikan Sambutan sekaligus amanat dari Kapolri tentang Etika Berlalu Lintas terutama bagi kalangan pelajar. Dalam amanatnya, sejak bulan januari hingga juni 2013 telah terjadi 244 kasus kecelakaan lalu linta dan 20% diantaranya melibatkan pelajar dan remaja usia dibawah 16 tahun.
Budaya disipin berlalu lintas masyarakat Indonesia khususnya remaja memang masih minim dan kurangnya pengawasan dari orang tua sehingga banyak dijumpai pelanggaran-pelanggaran berlalu lintas dikalangan pelajar terutama pada pagi maupun siang hari dimana para pelajar ingin cepat sampai tujuan, pelanggaran terhadap lampu merah, belok ke kiri maupun ke kanan tanpa memberi tanda, dan  berboncengan lebih dari satu orang tanpa menggunakan peralatan keselamatan berlalu lintas. Kebiasaaan menggunakan jalan yang seenaknya dan tanpa memperhatikan kepentingan orang lain.
Kebiasaan tersebut diatas harus diubah agar bisa mengurangi jumlah kecelakaan berlalu lintas terutama dikalangan pelajar. Untuk itu, Polri saat ini sedang mengupayakan dan terus mensosialisasikan program-program keselamatan berlalu lintas yang mana bertujuan mengurangi tingkat kecelakaan sebanyak 20% pada tahun 2020.
Untuk itu, hendaknya bagi para siswa khususnya siswa siswi SMP Negeri 3 Muntok agar senantiasa mempunyai rasa disiplin diri yang tinggi terutama dalam berlalu lintas. Misalnya sebelum bepergian hendaknya berdoa, belajar serius dan fokus karena menjadi tugas utama bagi seorang pelajar, berjuang keras dan mempunyai rasa disiplin diri yang tinggi, belajar memikirkan masa depan dan cita-cita  serta menjadi PELOPOR KESELAMATAN BERLALU LINTAS bagi teman-teman sebaya maupun masyarakat sekitar.  Untuk para guru dan orang tua hendaknya memperhatikan keselamatan putra putrinya maupun anak didiknya dalam berlalu lintas.

Kamis, 19 September 2013

KEMALASAN AWAL PETAKA



K
EGIATAN Belajar Mengajar (KBM) memang merupakan kegiatan inti di sekolah. Hal ini dilakukan tidak hanya oleh Guru tapi juga Siswa/i terlibat dalam KBM ini. KBM mutlak dilakukan oleh setiap sekolah agar hasil yang dicapai bisa maksimal terutama untuk pencapaian nilai MID, Rapor dan yang paling penting nilai kelulusan pada Ujian Nasional. Target pencapaian nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bisa terwujud jika adanya kerjasama diantara unsur-unsur penunjang  yang meliputi para Guru, Siswa/i dan staf Tenaga kepedidikan yang ada di sekolah.
                         Peran serta orang tua dan masyarakat tentu saja sangat mempengaruhi KKM siswa/i di sekolah. Tugas yang  diberikan para Guru kepada siswa/i baik di sekolah maupun tugas pekerjaan rumah sering kali dianggap remeh oleh Siswa/i itu sendiri. Hal ini dipengaruhi oleh pergaulan antar sesama Siswa/i dan teman sebaya dan lingkungan masyarakat serta Kurangnya perhatian dari orang tua untuk menanyakan informasi yang ada di sekolah seperti pekerjaan rumah (PR) ataupun tugas belajar ynag diberikan Guru kepada anak didiknya. Sehingga pencapaian KKM disekolah sangat rendah dan menyebabkan siswa tidak termotivasi dalam belajar.
                        Tentu saja hal ini dapat menimbulkan budaya MALAS dikalangan siswa. Hampir setiap hari terdapat  temuan oleh para Guru adanya Siswa/i yang selalu tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh Gurunya. Berbagai macam alasan yang dilontarkan siswa/i seperti “lupa, ketinggalan, atau tidak mengerti sama sekali” dengan pelajaran yang diberikan oleh Guru di sekolah. Alasan ini disebabkan karena salah satu faktor budaya malas dikalangan siswa/i yang  mana faktor-faktor budaya malas adalah : 1.terlalu meremehkan segala sesuatu khususnya pelajaran di sekolah,2.tidak fokus dalam kegitan belajar mengajar.3.terlalu banyak bolos sekolah maupun pada pelajaran tertentu.4.tidak adanya keinginan untuk bersekolah atas kemauan sendiri tapi lebih kepada faktor orang tua.5.tidak adanya rasa menghargai dan menghormati guru di sekolah.yang mana bisa  mengakibatkan kebodohan dikalangan siswa/i. Karena, pada dasarnya tidak ada Siswa/i yang bodoh. Karena setiap manusia dilahirkan dengan keadaan sempurna yang dilengkapi dengan karya, cipta, rasa, dan karsa yang jika dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin kesempurnaannya itu dapat menghasilkan individu –individu yang berkualitas terutama khususnya dalam pencapaian KKM disekolah.
                        Bagaimana cara menghilangkan budaya malas itu sendiri....???? pertama dari setiap individu siswa/i itu sendiri yang merasa mempunyai tanggung jawab terhadap orang tua, Guru dan lingkungannya. Kedua kerjasama antar Guru di sekolah dan yang ketiga adalah pengaruh serta perhatian dari orang tua agar lebih memperhatikan pelajaran apa saja yang didapat oleh siswa/i  dari guru di sekolah, dan dikembangakan kembali dirumah sehingga tercapainya nilai KKM yang memuaskan di sekolah yang keempat adalah pemilihan teman sebaya, carilah teman sebaya yang berkualitas dalam hal pelajaran dan berperilaku yang baik sehingga dapat menunjang hilangnya budaya malas dikalangan siswa/i yang masih memiliki budaya malas serta menjadi siswa/i yang berkualitas dan berakhlaq mulia. Yang terakhir ataupun yang ke lima adalah pengaruh dari lingkungan masyarakat yang mana memiliki pengaruh yang sangat besar dalam proses pembentukan karakter suatu individu, misalnya akan seperti apakah dia? akan bagaimanakah dia? serta akan jadi apakah dia?. Hindarilah lingkungan masyarakat yang tidak perduli akan pentingnya pendidikan dan memiliki budaya malas, sehingga individu-individu ataupun para siswa/i  tidak termasuk didalamnya, dan menjadi inividu ataupun siswa/i yang berkualitas dan berakhlaq mulia, karena jika kita termasuk kedalam kategori masyarakat yang seperti itu, maka itu merupakan kerugian bagi diri kita sendiri, orang tua, guru dan teman-teman sebaya.

Dari penjelasan yang singkat diatas semoga para siswa/i dapat memahaminya, memanfaatkanya, serta menggunakan (daya karya, cipta, rasa dan karsa) dengan semaksimal mungkin sehingga dapat menghasilkan siswa/i yang berkualitas dan mencapai nilai KKM yang memuaskan.Sayangilah dirimu sendiri, manfaatkanlah dirimu sendiri, hargai dan hormatilah orang tua dan gurumu, bahagiakanlah mereka (orang tua dan guru) dengan menjadi siswa/i ataupun individu-individu yang berkualitas dan berakhlaq mulia baik di lingkungan sekolah, keluarga, pergaulan antar teman sebaya, dan dilingkungan masayarakat.Budaya malas harus kita hindari dan di hilangkan agar kita dapat memperoleh kebahagian, kemandirian serta mencapai cita-cita kita di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.